JAKARTA l Racikan.id – Anggota Komisi III DPR RI Rikwanto mempertanyakan, apakah rumah tahanan (rutan) di Indonesia sudah terbebas dari bahaya narkoba.
“Karena sudah bukan menjadi rahasia umum, rutan itu sudah bukan menjadi tempat penindakan tetapi menjadi tempat sekolahan paling aman dari pengedar dan pengguna narkoba, bahkan dia bisa pesan bebas di situ,” kata Rikwanto kepada saat mengikuti Rapat Kerja Komisi III DPR RI dengan Kepala BNN Martinus Hukom beserta jajaran di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Rikwanto sendiri mengaku, dirinya tidak bermaksud menyalahkan rutan di Indonesia tetapi kenyataannya demikian.
Bahkan, ungkap Rikwanto, di salah satu rutan ada laboratorium pembuatan narkoba.
“Tidak perlu sebutkan nama rutannya, di situ ada laboratorium pembuatan narkobanya. Coba difokuskan di situ, difokus satu bidang urutan itu clear dari narkoba,” imbuh Rikwanto.
Rikwanto menyebut, dirinya sering menonton film-film barat di mana ditampilkan, jangankan narkoba, ponsel saja dilarang.
Kalau komunikasi pun, lanjut Rikwanto, harus ada izin dari petugas penjara.
“Tapi di sini ponsel itu sudah menjadi konsumsi sehari-hari dari tahanan. Dengan begitu dirinya bisa mengendalikan pekerjaan dari luar dalam rangka peredaran narkoba dan menerima input ke dalam,” sebut Politisi Partai Golkar ini.
Alumnus Akpol 1988 ini pun meminta Kepala BNN beserta jajaran untuk fokus dalam membersihkan rutan-rutan di Indonesia dari peredaran narkoba.
“Jadi Pak Kepala BNN Pak Martinus fokus clear and clean untuk rutan-rutan di Indonesia dari narkoba,” tegas Rikwanto.
Legislator asal Dapil Kalsel 2 ini sendiri menganggap BNN in mission, artinya tidak seperti Direktorat Narkoba di setiap polda yang ada.
“Jadi BNN ini dalam misi terus karena spesifik atau special agent seperti DEA di AS. Jadi pekerjaannya langsung kepada sasaran, fokus, selesaikan, clear and clean di situ atau dapat diartikan mission accomplished,” tukas Rikwanto. (***)