Oleh: Jamiluddin Ritonga (*)
PDIP akhirnya mengusung duet Pramono Anung – Rano Karno pada Pilkada Jakarta 2024. Pilihan PDIP tersebut tentu memiliki plus minus.
Plusnya, PDIP memilih kadernya yang menjadi aspirasi arus bawah. Megawati sebagai ketua umum sudah memberi contoh yang mengutamakan kadernya untuk posisi cagub-cawagub di Jakarta.
Upaya mengutamakan kader sendiri, tentu dapat mengdongkrak semangat kader PDIP. Sebab, para kadernya merasa dihargai oleh ketumnya.
Minusnya, mengusung Pramono Anung – Rano Karno tidak mencerminkan karakteristik warga Jakarta. Sebab, duet ini hanya mewakili kalangan nasionalis.
Sementara warga Jakarta mencerminkan karakteristik agamis dan nasionalis. Karena itu, duet Pramono Anung – Rano Karno tidak mewakili kalangan agamis.
Hal itu tentu menguntungkan pasangan Ridwan Kamil – Suswono. Pasangan ini lebih mencerminkan karakteristik warga Jakarta yang agamis dan nasionalis.
Jadi, duet Ridwan Kamil – Suswono tampaknya diuntungkan dengan PDIP mengusung Pramono Anung – Rano Karno. Duet Ridwan Kamil – Suswono lebih berpeluang menang daripada Pramono Anung – Rano Karno. Sebab, duet Pramono Anung – Rano Karno akan sulit mengejar elektabilitas Ridwan Kamil – Suswono.
Kalkulasi itu hanya berlaku bila tidak ada tsunami politik terhadap pasangan Ridwan Kamil – Suswono. Elektabilitas duet ini tampaknya akan semakin melejit dan akan menang mudah.
*Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fikom IISIP 1996-1999