Guntur Ingatkan Rakyat Pesan Bung Karno: Jangan Ceritakan Deritaku dan Sakitku pada Rakyat

JAKARTA l Racikan.id – Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI sekaligus putra sulung Ir Soekarno, Guntur Soekarnoputra mengingatkan kepada rakyat soal penderitaan yang dialami oleh Bung Karno di akhir masa hidupnya. 

Sebelum Bung Karno meninggal, beber Guntur, dirinya pernah berpesan saat itu agar tak menceritakan penderitaan yang dialaminya kepada rakyat hanya demi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang saat itu baru seumur jagung. 

Hal itu disampaikan Guntur dalam acara silaturahmi kebangsaan keluarga Bung Karno dengan MPR RI di Ruang Delegasi Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senin (9/9/2024).

“Apa yang Bung Karno katakan? simpan segala yang kalian tahu jangan ceritakan deritaku dan sakitku kepada rakyat, biar aku yang menjadi korban asal Indonesia tetap bersatu, ini aku lakukan demi kesatuan, persatuan, kejayaan bangsa,” kata Guntur. 

Guntur menuturkan, keterasingan dan penderitaan Bung Karno yang dicap sebagai pengkhianat bangsa saat itu merupakan pembelajaran sejarah yang sangat berharga kepada rakyat agar dapat mengambil hikmah dari pesan yang Bung Karno sampaikan 

“Jadi, deritaku sebagai kesaksian bahwa kekuasaan sekalipun, presiden sekalipun ada batasnya, tidak peduli presiden siapapun dia. kekuasaannya ada batasnya, karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat, dan diatas segalanya adalah kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala,” ujar Guntur mengingatkan pesan Proklamator RI itu. 

“Jadi pesan terakhir Bung Karno tersebut kita dapat melihat dan menilai bahwa dalam keadaan disakiti, menderita sekalipun Bung Karno tetap memilih untuk menjaga persatuan kesatuan bangsanya,” tambah Guntur 

Bahkan, tambah Guntur, meski dalam keadaan tersakiti Bung Karno tetap berharap agar Indonesia di suatu saat dapat menjadi negara yang berjaya dan maju, namun tetap menjadi bangsa yang beriman kepada Tuhan yang maha esa sebagai nilai sila pertama. 

“Dan terus memimpikan kejayaan negara Indonesia tercinta dalam bentuk satu negara sosialisme Indonesia yang modern, namun berketuhanan yang maha esa,” pungkas Guntur Soekarnoputra. (***)

Tinggalkan Balasan