Simbara untuk Nikel dan Timah, Mulyanto: Perlu Pengamanan Sistem yang Kuat

JAKARTA l Racikan.id – Penggunaan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (SIMBARA) untuk komoditas nikel dan timah mulai Juli 2024 diharapkan Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto dapat menekan tambang ilegal dan pasar gelap (koridor) komoditas nikel dan timah, sehingga tidak ada lagi dokter (dokumen terbang) RKAB yang memayungi tambang ilegal. 

Penggunaan SIMBARA ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara melalui optimalisasi tatakelola sumberdaya minerba dan alur transaksi perdagangannya.

Sebab, semua kegiatan pertambangan terpantau dalam satu aplikasi terpadu yang akurat dan akuntabel.

“Momennya sedang bagus, karena harga komoditas nikel mulai merambat naik. Kalau over supply dapat dikurangi dan produksi dapat dikendalikan, maka akan menguntungkan tataniaga komoditas ini,” kata Mulyanto kepada para awak media, Selasa (23/7/2024).

Karena itu, Mulyanto meminta pengamanan dan pengawasan SIMBARA ini harus dilakukan secara serius, agar tidak mudah diserang untuk kepentingan tertentu.

“Sistem aplikasi digital yang bagus kalau tidak diimbangi oleh pengawasan dan penegakkan hukum, tetap dapat kebobolan. Karena itu Simbara harus di-maintenance dengan serius, baik dari aspek teknis maupun aspek pengawasan,” ujar Wakil Ketua F-PKS DPR RI bidang Industri dan Pembangunan ini. 

Menurut Mulyanto, aspek security dan safeguard Simbara ini harus benar-benar diperhatikan. 

“Jangan sampai mengulangi kasus-kasus sebelumnya menjadi sasaran empuk para hacker. Kalau ini terjadi, bisa amburadul,” jelas Mulyanto. 

Anggota Baleg DPR RI ini meminta perawatan teknis SIMBARA dilakukan secara prima, agar sistem ini tidak mudah shutdown (mati), sebab hal ini akan merugikan para pengusaha.

“Contoh kasus shutdown-nya MOMS (Minerba Online Monitoring System) yang terjadi baru-baru ini membuat perusahaan nikel harus menanggung kerugian, padahal kesalahannya terletak pada sistem bukan pada manajemen perusahaan,” sebut Mulyanto.

Selain itu, imbau Legislator asal Dapil Banten 3 ini, pemerintah harus terus-menerus mengembangkan infrastruktur digital yang ada.  

“Lemahnya jaringan internet, khususnya di daerah remote, adalah masalah yang terus berulang. Juga kemampuan pengusaha kecil dalam mengakses sistem, yang masih terbatas, perlu mendapat dukungan,” tandas Mulyanto.

Untuk diketahui pemerintah baru saja melakukan Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah Melalui Simbara di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (22/7/2024).

Simbara merupakan aplikasi pengawasan penerimaan negara dan tata niaga pada sektor mineral dan baru bara (minerba). Aplikasi ini menjangkau rangkaian proses tata kelola minerba dari hulu ke hilir. Simbara mengintegrasikan proses mulai dari single identity wajib pajak dan wajib bayar, proses perizinan tambang, rencana penjualan, verifikasi penjualan, pembayaran PNBP, serta ekspor dan pengangkutan atau pengapalan, dan devisa hasil ekspor. (***)

Tinggalkan Balasan