Site icon Racikan.id

Reshuffle Tasrif Sebagai Menteri ESDM dalam 2,5 Bulan Sisa Masa Jabatan Merupakan Tindakan Irasional

Oleh: Jamiluddin Ritonga (*)

Presiden Joko Widodo dirumorkan akan me-reshuffle Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Rumor tersebut tentu mengejutkan. Sebab, selama ini Tasrif menjadi salah satu menteri yang bebas dari penilaian negatif.

Praktis selama Tasrif menjabat menteri ESDM, tidak ada pemberitaan yang mempersoalkan kinerjanya. Ini artinya, Kementerian ESDM selama dipimpin Tasrif sudah berjalan sesuai keinginan Jokowi.

Karena itu, dilihat dari kinerjanya, tidak ada alasan bagi Jokowi untuk me-reshuffle Tasrif. Sebagai menteri, Tasrif sudah menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik.

Jadi, kalau Tasrif nantinya di-reshuffle, tampaknya bukan karena kinerjanya. Tasrif di-reshuffle bisa jadi karena faktor lain yang irasional.

Dikatakan irasional, karena masa Pemerintahan Jokowi sudah mau berakhir. Dengan waktu yang singkat itu tidak ada lagi gunanya melakukan reshuffle.

Menteri yang mengantikan Tasrif tidak akan bisa bekerja maksimal. Bahkan “malaikat” saja tidak akan bisa mengubah ESDM menjadi lebih baik lagi dengan sisa waktu yang sangat singkat.

Jadi, kalau tetap terjadi reshuffle, berarti Jokowi ingin berbagi “rezeki” kepada orang-orang yang selamat ini berbakti kepadanya. Jokowi ingin mengucapkan terimakasih, meskipun hanya menjabat menteri sekitar 2,5 bulan.

Kalau hal itu yang terjadi, Jokowi benar-benar sudah bertindak jauh dari kepentingan bangsa dan negara. Jokowi lebih mementingkan konco-konconya yang sudah berjasa mengantarkannya menjadi presiden selama 2 periode. Tentu hal itu bukan contoh yang baik bagi para kaum muda calon pemimpin bangsa di masa mendatang.

*Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fikom IISIP 1996-1999

Exit mobile version