SIDOARJO l Racikan.id – Bakal Calon Gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah mengunjungi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur Pasar Induk Agrobis (Pasar Puspa Agro) di Sidoarjo, Rabu (11/9/2024).
Di lokasi Puspa Agro Ning Luluk menyempatkan diri untuk melihat kondisi bangunan serta sedikit berbincang-bincang dengan para pedagang di Puspa Agro.
Ketua DPP PKB itu sedikit mengernyitkan dahi seakan tidak percaya dengan kondisi gedung yang diresmikan 2013 silam jauh dari orientasi awal dibangun. Sebagai pasar induk yang target awal pembangunannya bertaraf Asia Tengara kini terbengkalai.
Ning Luluk menjelaskan Puspa Agro dibangun sebagai pasar induk bertaraf Asia Tenggara. Memberi ruang kepada para petani, peternak untuk mengambil manfaat agar hasil produksinya gampang terjual sehingga menaikkan taraf perekonomian masyarakat yang nantinya akan berefek kepada kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim.
“Harusnya ini menjadi benar-benar tanggung jawab pemerintah provinsi. Dan saya menyayangkan gubernur yang tidak memberikan perhatian serius apa yang sudah pernah ditanam, tapi kemudian dibiarkan tidak berkembang, dibiarkan layu dan pelan-pelan mati ya. Sementara ini semua adalah uang rakyat,” kata Ning Luluk.
Sebagai salah satu BUMD Jatim keberadaan Puspa Agro sangat potensial untuk mengangkat perekonomian masyarakat Jatim. Pasalnya, di Jatim sendiri sudah dilengkapi infrastruktur pendukung yang menjadi penyokong utama perkembangan perekonomian Puspa Agro.
Banyaknya pelabuhan di Jatim menjadi keunggulan yang seharusnya dimanfaatkan Puspa Agro dalam pendistribusian barang produksi petani dan peternak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar nasional.
“Nah sehingga kalau ini semuanya lancar ya pasti produktivitas dari masyarakat Jawa Timur juga akan semakin meningkat. Karena apa? Karena ada demand, ada kebutuhan dari wilayah-wilayah lain,”
Jika nantinya diberi kepercayaan memimpin Jawa Timur, lanjut Ning Luluk, pihaknya akan memberikan perhatian serius terhadap keberadaan Puspa Agro. Ia tidak akan membiarkan bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 50 hektar ini terbengkalai dan memiliki nilai manfaat yang rendah.
“Mau tidak mau meskipun itu harus dengan anggaran, dengan usaha yang ekstra, ya kita harus hidupkan lagi gitu ya,” ujar Ning Luluk.
Penyabet penghargaan Bintang Maha Putri dari Kopri PB PMII ini pun mengaku kecewa atas perilaku pemerintah yang seakan tutup mata dengan kondisi Puspa Agro.
“Intinya saya kecewa karena 5 tahun dibiarkan mangkrak,” tegas Ning Luluk.
Menurutnya, Puspa Agro bukan hanya sekadar bangunan saja yang diambil dari APBD Jatim. Jauh dari itu, keberadaan Puspa Agro merupakan mode perekonomian yang memberikan harapan kepada hajat hidup orang banyak.
“Ini tentang manusia, tentang orang-orang yang dulu mereka bekerja di sini. Mereka menjadi bagian dari ekosistem dengan adanya puspa agro, tetapi kemudian dengan tidak diurusnya pasar induk yang sangat mahal ini, maka akhirnya kan juga memutus tadi ekosistem yang seharusnya bisa kita kuati dari hulunya sampai dengan hilirnya,” pungkas Ning Luluk. (***)