Oleh: Jamiluddin Ritonga (*)
Pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Ridwan Kamil (RK) di kawasan Cempaka Putih Jakarta dapat dipastikan membahas Pilkada Jakarta.
Pertemuan itu tampaknya berkaitan dengan stagnannya elektabilitas RK-Suswono. Hal itu kiranya membuat Jokowi khawatir RK-Suswono kalah dalam Pilkada Jakarta.
Jadi, pertemuan Jokowi dengan RK tampaknya membahas cara mendongkrak elektabilitas RK-Suswomo agar kembali unggul atas Pramono-Rano. Indikasi itu terlihat jelas dengan ikutnya relawan Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Jokowi tampaknya tidak ingin RK-Suswono kalah. Hal itu bagi Jokowi bisa saja sebagai petaka politik baginya.
Hal itu memperkuat dugaan adanya rivalitas Jokowi dengan PDIP, khususnya Megawati Soekarnoputri. Rivalitas itu tidak hanya di Jawa Tengah, tapi juga meluas ke Jakarta.
Jadi, kesannya Jokowi tidak ingin paslon yang diusung PDIP menang. Peluang PDIP menang memang terlihat di Jakarta dan Jateng. Sebab, paslon yang diusung KIM Plus elektabilitas sedikit dibawah paslon yang diusung PDIP.
Berbeda halnya dengan di Jatim dan Sumut, paslon yang diusung KIM Plus relatif aman. Elektabilitas paslon yang diusung KIM Plus jauh meninggalkan elektabilitas paslon yang diusung PDIP.
Jadi, bagi Jokowi Jatim dan Sumut sudah relatif aman. Karena itu, Jokowi akan konsentrasi mengamankan paslon KIM Plus di Jakarta dan Jateng agar tetap unggul melawan paslon PDIP.
Kiranya itulah pertimbangan Jokowi menemui RK. Jokowi ingin memastikan RK menang di Jakarta.
Namun ambisi Jokowi itu tampaknya tak mudah. Sebab, Pramono-Rano sudah mendapat dukungan relawan Anies dan Ahok. Dukungan anak abah dan Ahoker berpeluang besar akan semakin mendongkrak elektabilitas Pramono-Rano.
Jadi, kehadiran Jokowi di Jakarta tidak serta merta dapat mendongkrak elektabilitas RK-Suswono. Sebab, pemilih yang belum menentukan pilihannya berasal pemilih rasional. Bagi kelompok pemilih ini Jokowi bukanlah siapa-siapa. Mereka tak akan berubah pilihan hanya kedatangan Jokowi ke Jakarta.
Karena itu, sulit bagi Jokowi untuk mendongkrak elektabilitas RK disisa waktu yang sudah singkat. Kehadiran Jokowi ke Jakarta justru dapat mempermalukan dirinya bila nantinya RK kalah dalam Pilkada Jakarta.
Jadi, Jokowi sangat mempertaruhkan reputasinya dengan cawe-cawe di Jakarta. Reputasinya akan turun ke titik nadir bila nantinya RK kalah. Pertaruhan yang sangat luas biasa bukan.
*Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fikom IISIP 1996-1999