Oleh: Jamiluddin Ritonga (*)
Wacana duet Kaesang Pangarep – Jusuf Hamka untuk maju Pilkada Jakarta terus menggema.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tampaknya terus mendorong duet Kaesang-Jusuf Hamka agar terealisir. Indikasi itu terlihat dengan diberikannya surat tugas kepada Jusuf Hamka untuk maju sebagai cagub atau cawagub.
Hanya saja pihak PSI tampaknya tidak terlalu merespon duet yang diajukan Golkar. Hal itu terlihat dari pernyataan petinggi PSI yang menyatakan belum ada kesepakatan terkait duet Kaesang-Jusuf Hamka.
Jadi, duet tersebut tampaknya hanya keinginan Golkar. Golkar memunculkan duet itu tanpa kesepakatan dengan PSI terlebih dahulu.
Selain itu, elektabilitas Kaesang dan Jusuf Hamka juga sangat rendah. Hal itu tentunya akan menyulitkan partai lain di KIM mengusung duet Kaesang-Jusuf Hamka.
Apalagi Jakarta termasuk daerah strategis dan bergengsi, tentu KIM hanya akan bersatu kalau calonnya berpeluang besar menang. Dilihat dari elektabilitasnya, duet Kaesang-Jusuf Hamka tentu sulit menang, terutama bila berhadapan dengan Anies Baswedan.
Namun peluang itu masih terbuka bila elektabilitas Kaesang dan Jusuf Hamka bisa meningkat. Apalagi waktu untuk meningkatkan elektabilitas masih ada.
Jadi, duet Kaesang-Jusuf Hamka berpeluang terwujud bila elektabilitasnya meningkat signifikan. Hanya dengan begitu peluang mengalahkan Anies lebih terbuka.
Hal itu akan menjadi pilihan KIM karena mereka tidak mau kehilangan muka bila kalah di Jakarta. Karena itu, mereka hanya akan mengusung calon yang berpeluang besar menang. Saat ini pasangan Kaesang-Jusuf Hamka belum memenuhi kriteria itu.
Kalkulasi itu hanya berlaku kalau Joko Widodo tidak cawe-cawe. Namun kalau Jokowi berkehendak Kaesang maju di Jakarta, maka KIM akan bersatu padu mengusungnya.
KIM tidak akan melihat lagi elektabilitas Kaesang dan Jusuf Hamka. Semuanya akan bersatu padu mengusungnya dan dengan segala cara akan memenangkannya.
*Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fikom IISIP 1996-1999