Racikan.id l Depok, Salah satu program pemerintah Kota Depok adalah Program Kartu Depok Sejahtera (KDS) yang bertujuan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat di bidang kesejahteraan sosial dengan sasaran masyarakat kurang mampu, lansia dan disabilitas serta peserta didik prasejahtera dari SD, SMP, dan SMA di Kota Depok.
Pada saat pencairan dana tersebut, orang tua/ Wali murid penerima manfaat Kartu Depok Sejahtera (KDS), di SMP Purnama, Jalan Sonokeling Raya, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, merasa kecewa atas tindakan pihak sekolah yang tidak membolehkan orangtua/ wali murid untuk mendampingi anaknya pada saat pencairan di Bank yang dituju.
Pasalnya, Orang tua/ Wali murid dari siswa/siswi yang memiliki kartu (KDS), di sekolah SMP Purnama merasa heran terhadap sikap Oknum sekolah berinisial YL yang secara sepihak menahan kartu milik anaknya.
Hal ini disampaikan, AP salah satu orang tua murid yang mendapatkan manfaat dari Kartu Depok Sejahtera (KDS), melalui pesan singkat Whatshap, Rabu, 21/12/2022, kepada Jaringan Berita Kota Depok, (JBKD).
Begini Penjelasan Orang tua/Wali Murid!
AP saat hari Senin, 19/12/2022. kemarin, semua oleh Oknum dari pihak sekolah berinisial DN, terus siswa/siswi yang sudah berkumpul di sekolah, selanjutnya di ajak DN sekitar jam 2 siang berangkat ke Bank BJB Cabang Kelapa Dua Depok.
AP sebagai orang tua murid ingin ikut mendampingi anaknya ke Bank BJB, namu justru AP tidak diperbolehkan untuk ikut oleh DN yang saat itu ditunjuk sebagai pendamping dari pihak sekolah, DN beralasan biar para siswa/siswi di dampingi oleh dirinya saja.
Setiba anak AP dirumah, selesai mengikuti proses pencairan dana KDS yang di lalui sampe sore bersama siswa/siswi yang lain dan pihak dari sekolah DN, anak AP langsung bercerita, tentang bagimana proses pencairan dana yang telah di alami tadi di Bank BJB.
“Iya bun, tadikan aku di ajak oleh DN ke Bank BJB sama teman-teman yang memiliki kartu KDS, ketika sampai di Bank BJB, begitu proses pencarian dana uang 3.000.000 rupiah, tiba-tiba secara otomatis uang 2.400.000 rupiah sudah masuk ke rekening sekolah kata DN, jadi sisanya hanya 600.000 ribu rupiah.
Setelah itu, DN memberikan uang 600.000 rupiah yang sisanya dari 3.000.000 rupiah ke aku dan juga temen-temen aku yang ada di Bank BJB pada saat itu.
Selanjutnya aku dan temen-temen yang lain dari Bank BJB di ajak DN untuk segera kembali lagi ke sekolah.
Sesampainya lagi aku kembali di sekolah bersama teman-teman, DN langsung menyodorkan aku dan teman-teman amplop kosong yang sudah bertuliskan nama kita masing-masing, DN lalu menyuruh aku dan teman-teman agar uang yang tadi di berikan olehnya senilai 600.000 rupiah pada waktu masih di Bank BJB, untuk segera di masukkan ke dalam amplopnya masing-masing. Selesai aku dan teman-teman memasukan uang yang 600.000 rupiah itu ke dalam amplop. DN langsung menyuruh aku dan teman-teman menyerahkan kembali masing-masing amplop yang sudah berisi uang 600.000 rupiah itu ke DN.”ungkapnya
“Setelah mendengarkan pengakuan dari anaknya merasa kecewa terhadap pihak sekolah, kenapa dana KDS sepeser pun tidak bisa saya terima??.. Padahal itu hak anak saya buat keperluan ini dan itu.
Anak saya loh sampe sore mengurus dana KDS yang seharusnya bisa untuk membantu keperluan dari kebutuhanya justru di ambil semua oleh pihak sekolah, ungkapnya
Saat di konfirmasi media online Racikan.id melalu pesan singkat Whatshap kepada Kepsek SMP Purnama, tidak merespon dan membalas terkait permasalahan tersebut.
Sampai berita ini di muat pihak Kepsek SMP Purnama tidak bisa memberikan penjelasanya
Deynni