Site icon Racikan.id

Begini Kisah Muasal Situ Rawa Kalong. Dari Pemanfaatan Irigasi Sampai Mitos Beraroma Mistis

racikan.id, Kondisi Situ Rawa Kalong sejak di revitalisasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kawasan situ dijadikan objek wisata, kini wilayah sekitar situ yang berada di Kelurahan Curug, Cimanggis, Kota Depok,Jawa Barat ini menjadi sejuk dan layak dikunjungi untuk melepas penat.

Untuk menyusuri lokasi tersebut. Akses yang dipakai bisa lewat jalan Raya Cimanggis kemudian 10 menit untuk mencapai Situ Rawa Kalong bila menggunakan kendaraan.

Kata nenek saya setu rawa kalong itu dulunya di buat sama Belanda digunakan sebagai aliran irigasi bagi sawah yang mengelilingi area setu.

“Setu di bendung dengan dua pintu air yang mengairi sawah, jika tampak dari atas hampir menyerupai orang, posisi pintu air itu adalah kakinya,”ujar pak Komarudin mantan Ketua RT 04/RW 08 Kel Curug Cimanggis Kota Depok, kepada racikan.id

Kakek yang akrab disapa bang Koma ini juga menceritakan sejarah situ tersebut disebut Rawa Kalong. Dahulu ada sebuah pohon besar di tengah situ dan dihuni oleh banyak kalong (kelelawar).

“Menurut nenek saya di situ banyak kalong. Namun, karena danau di bendung oleh Belanda, pohon tersebut tenggelam hilang begitu saja,” katanya.

Lebih jauh Pak Koma menjelaskan, bahwa dirinya pernah di Pokja Setu,saya diundang gabung bersama Basarnas untuk ikut pelatihan penanggulangan bencana, di sana ada juga dari Badan Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane (BBWSCC) dan Dinas terkait dari Kota Depok.

Kemudian mereka bercerita.Pak’ kondisi Setu rawa kalong ini termasuk yang masih bagus,karena setu-setu lainnya yang ada di depok itu sudah banyak yang menyusut bahkan banyak yang hilang.

Menurut, kakek berusia 53 tahun ini, bahwa setu rawa kalong juga sudah ada penyusutan,dulunya ada sekitar 8 hektare, namun setelah menyusut yang ada saat ini hanya 6 hektare.

“Saya bersyukur sudah di lakukan pembangunan badan jalan oleh Dinas terkait,sehingga saat ini kondisi setu aman dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,”ungkapnya.

Ia berharap, kondisi Setu setelah dilakukan pembangunan,jangan dijadikan tempat komersial, karena bisa berdampak limbah berserakan ke area situ.

Berharap Setu tetap dijaga kebersihannya, sehingga kelestarian alam tetap terjaga, tandasnya.

Mitos Setu Rawa Kalong.

Seiring waktu berlalu tidak terasa pak Koma bercerita sejarah setu rawa kalong, sambil menyeruput teh manis hangat yang disediakan Istri dari kakek yang mempunyai 5 orang anak dan enam orang cucu ini tak terasa hampir menjelang magrib.

Disaat mata hari hendak tenggelam pak koma melanjutkan ceritanya pada waktu setu masih dipenuhi ilalang dan pohon kangkung liar, saya sedang mancing ikan gabus,tiba-tiba ada yang melempar saya ke dalam Setu.

“Sambil bicara sendiri,iya, iya saya sudah mau pulang ini,”katanya sambil membawa alat pancingnya pergi meninggalkan Setu. Memang salah saya pada waktu itu sudah menjelang magrib,tambahnya.

Selain itu ada cerita mistis yang masih ada hingga sekarang, kata yang sudah pernah ditampakkan sih ada seorang wanita menggunakan kostum penari, tapi sampai saat ini saya belum pernah ditampakkan wujudnya. kalau yang saya tahu itu ada penguasa goib di wilayah setu dan sekitarnya, terkadang menyerupai ikan mas dan ikan gabus.

Menurut pak koma, dahulu ada seorang penari topeng Betawi pada waktu masih jaman nenek moyang dan ibunya Mandra artis lenong Betawi, ibunya memiliki seorang penari namanya Mumun.

Mereka sebelum melakukan tarian topeng selalu memanggil arwah untuk dirasuki ke tubuh sang penari dengan melalukan ritual sesajen menggunakan menyan, hak itu dilakukan agar penari terlihat cantik.

Nah seiring waktu berlalu penari sudah meninggal dunia, di jaman sekarang ritual tersebut sudah tidak pernah dilakukan sehingga sang goib terkadang menjelma menjadi seekor ikan mas maupun ikan gabus.

“Pernah ada yang mancing mendapatkan ikan gabus,setiba di rumah minta dikembalikan lagi ke setu, orang sakit kemudian meninggal dunia,”kata pak koma.

Selain itu pernah ada pembangunan pintu air, disitu ada pohon jati yang tumbang akhirnya oleh warga sekitar termasuk saya digunakan untuk pintu dan jendela,

Setiap malam itu hampir semua warga di wilayah sini ada yang mengetuk pintu namun setelah dilihat tidak ada orang, tapi anehnya rumah saya tidak pernah ada hal aneh sepeti itu.

Terkadang masih banyak hal-hal aneh yang terjadi di sekitar wilayah setu rawa kalong, namun pak Soma mengatakan bahwa jika kita ingin berkunjung ke wiyah Setu sopan santun harus selalu tetap dijaga.

“Unjuk salam saat kita berkunjung ke setu, tapi bukan hanya setu rawa kalong saja,saat berkunjung ke tempat-tempat lainya juga harus seperti itu, kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT harus percaya terkait hal-hal goib,” pesan pak koma. (Stella)

Exit mobile version